hari demi hari berlalu, rasa suka itu pun muncul. dengan hati berbunga-bunga dia menanyakan nomor handphone rockie pada fatchan. tidak lama kemudian fatchan membalas pesan dari sasya. dengan hati senang, sasya bimbang apakah dirinya akan mengirimin rockie sebuah pesan atau tidak? apa hanya menyimpan nomor itu di buku teleponnya?
tapi dengan perasaan yang semakin dalam, sasya pun mengirimin sebuah pesan itu ke rockie yang sekarang benar-benar membuat hatinya luluh. ketika kereta yang ditunggu sasya tiba, rockie pun belum membalas pesan darinya.
"kok nggak di balas ya?" tanyanya pada diri sendiri.
"siapa?" tanya meylita temannya.
" ada deh," sahut sasya.
tidak lama kemudian, kereta berhenti di stasiun kebayoran, sasya pun turun di stasiun itu karna ada janji dengan sahabat smpnya, rima. tapi, di sekolahnya rima sedang berlangsung acara lomba 17an. terpaksa sasya menyamar menjadi saudara rima.
" untung masih pakai baju seragam muslim smp, hehehe, " tawa sasya kecil.
ketika sampai di gerbang SMA 29, rima sudah menunggunya, namun pintu gerbang digembok dan di jaga oleh satpam.
" pak, itu adik sepupu saya! saya pulang ya!" kata rima berdalih.
" udah kamu masuk aja!" jawab satpam itu menyuruh sasya masuk.
pintu gerbang dibuka, anak pelajar SMA 29 ada yang langsung kabur keluar, sasya malahan terdorong untuk masuk kedalam sekolah yang memang dia dambakan itu. rima langsung saja menggeret tangan sasya dan mengajaknya masuk.
" rim? kagak napa-napa nih?" tanya sasya takut. " gue beda rok sendiri nih. yang lain pada abu-abu, gw putih sendiri."
" udah jangan khawatir!" rima menenangkan. " tadi juga gw liat ada yang make rok putih!"
" tapi gw masih pake baju muslim smp. nih tulisan smpnya aja masih ada," kata sasya lagi tambah takut.
" lu bawa jaket?" tanya rima. sasya mengangguk. " yaudah, lu pake jaket, bagian bawahnya lu lipet aja, nggak bakal ketahuan."
sasya pun memakai jaket cokelatnya, dan melipat bagian bawah baju muslimnya. dengan menyamar sebagai pelajar SMA 29, ada sedikit rasa takut. rima mengajaknya ke koperasi. di sana ada hanifa (teman smp sasya juga)
" eh?" pekik hani.
" hehe iya, gw yang ngajak dia kesini!" sahut rima cepat sebelum hanifah berkata.
sasya mengumpet di belakang punggung rima, ada teman sdnya yang lewat. sasya takut ketahuan. rima pun mengajak sasya duduk untuk menonton perlombaan. sasya menutupi wajahnya dengan selampai. syarifah menghampiri sasya dan rima. seperti hanifah, syarifah pun juga kaget.
tiba-tiba saja syifa datang menghampirinya. dan dengan wajah cengengesan, syifa sedikit terkejut
" ih syakina! anak mana lu? nyasar ya? rok putih sendirian?" kata syifa keceplosan.
hampir rata-rata anak 29 menatap keseliling sasya dan syifa.
" syifa diam!" pinta rima.
syifa pun duduk di sebelah sasya. tiba-tiba saja ada anak lain menghampiri sasya dan duduk disebelahnya. mungkin disangkanya, sasya ini temannya.
" buku tahunan sekolah anak smp 12 ya?" tanya syifa kepada temannya.
smp 12? itu bukannya smpnya izam ya? pikir sasya. dia pun diam-diam melihatnya bersama rima dan syifa. temannya syifa membolak-balik halaman bts itu. kira-kira izam dulu kelas sembilan berapa ya? ketika berada di halaman angket tercantik, terganteng, terbaik dan sebagainya. sasya melihat di bagian angket terbaik ada wajah izam.
itukan izam! katanya dalam hati. izam jadi yang terbaik? memang sih, kelihatannya dia baik orangnya.
" rim, itu kan teman sma gw!" bisik sasya kepada rima.
" yang mana?" tanya rima. " yang angket terbaik?"
sasya mengangguk. " ganteng kagak rim?" tanya sasya.
" yah lumayan," sahut rima.
sasya pun memakai jaket cokelatnya, dan melipat bagian bawah baju muslimnya. dengan menyamar sebagai pelajar SMA 29, ada sedikit rasa takut. rima mengajaknya ke koperasi. di sana ada hanifa (teman smp sasya juga)
" eh?" pekik hani.
" hehe iya, gw yang ngajak dia kesini!" sahut rima cepat sebelum hanifah berkata.
sasya mengumpet di belakang punggung rima, ada teman sdnya yang lewat. sasya takut ketahuan. rima pun mengajak sasya duduk untuk menonton perlombaan. sasya menutupi wajahnya dengan selampai. syarifah menghampiri sasya dan rima. seperti hanifah, syarifah pun juga kaget.
tiba-tiba saja syifa datang menghampirinya. dan dengan wajah cengengesan, syifa sedikit terkejut
" ih syakina! anak mana lu? nyasar ya? rok putih sendirian?" kata syifa keceplosan.
hampir rata-rata anak 29 menatap keseliling sasya dan syifa.
" syifa diam!" pinta rima.
syifa pun duduk di sebelah sasya. tiba-tiba saja ada anak lain menghampiri sasya dan duduk disebelahnya. mungkin disangkanya, sasya ini temannya.
" buku tahunan sekolah anak smp 12 ya?" tanya syifa kepada temannya.
smp 12? itu bukannya smpnya izam ya? pikir sasya. dia pun diam-diam melihatnya bersama rima dan syifa. temannya syifa membolak-balik halaman bts itu. kira-kira izam dulu kelas sembilan berapa ya? ketika berada di halaman angket tercantik, terganteng, terbaik dan sebagainya. sasya melihat di bagian angket terbaik ada wajah izam.
itukan izam! katanya dalam hati. izam jadi yang terbaik? memang sih, kelihatannya dia baik orangnya.
" rim, itu kan teman sma gw!" bisik sasya kepada rima.
" yang mana?" tanya rima. " yang angket terbaik?"
sasya mengangguk. " ganteng kagak rim?" tanya sasya.
" yah lumayan," sahut rima.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar